Liverpool sedang berada dalam periode yang jauh dari kata ideal setelah rangkaian kekalahan membuat mereka merosot ke papan tengah klasemen. Setelah awal musim yang tampak menjanjikan dengan lima kemenangan beruntun, performa mereka ternyata menyimpan banyak celah. Ketidakstabilan permainan, peluang yang terbuang, serta hasil-hasil dramatis perlahan berubah menjadi krisis nyata yang menyeret mereka turun ke posisi 12 dan tertinggal 11 poin dari puncak klasemen.

Situasi ini memunculkan berbagai pandangan berbeda mengenai peluang Liverpool kembali ke persaingan juara. Graeme Souness menjadi salah satu sosok yang tetap yakin bahwa peluang itu masih terbuka. Ia menilai bahwa Premier League selalu menghadirkan kejutan bagi siapa pun yang mampu menjaga konsistensi, meski pendapatnya mendapat sanggahan dari Martin Keown yang menilai kondisi Liverpool saat ini terlalu berat untuk memikirkan gelar. Keown menyebut bahwa untuk kembali bersaing, Liverpool harus hampir menyapu bersih sisa pertandingan.

Di sisi lain, Arne Slot menerima tanggung jawab atas performa timnya, namun ia menilai masalah utama tidak sepenuhnya terletak pada mentalitas. Liverpool sering mendominasi permainan tetapi gagal memaksimalkan peluang, sementara lawan justru mencetak gol dari kesempatan yang lebih sedikit. Kurangnya gol pembuka dalam semua kekalahan menjadi salah satu indikasi bahwa lini serang belum bekerja optimal, ditambah pertahanan yang mudah ditembus.

Dalam waktu dekat, Liverpool memiliki deretan laga yang dianggap lebih bersahabat melawan West Ham, Sunderland, dan Leeds United. Periode ini dipandang sebagai kesempatan emas untuk memulihkan kepercayaan diri dan kembali ke jalur yang benar. Namun apabila hasil buruk kembali terjadi, posisi Slot dapat berada dalam tekanan yang jauh lebih besar. Beberapa pekan ke depan akan menjadi penentu apakah optimisme Souness memiliki dasar kuat atau justru menjadi harapan semu.