Barcelona awalnya tampak optimistis untuk mengamankan Marcus Rashford secara permanen melalui klausul opsi pembelian yang relatif terjangkau. Performa sang winger yang kembali menemukan sentuhannya membuat rencana tersebut terlihat logis bagi manajemen. Namun, perkembangan terbaru justru menunjukkan bahwa wacana pembelian ini tidak sesederhana yang diperkirakan, karena mulai memunculkan perbedaan pandangan di internal klub.

Kontribusi Rashford sejauh ini sebenarnya cukup meyakinkan. Jumlah gol dan assist yang ia hasilkan sejak bergabung telah menunjukkan kebangkitan performanya dibanding periode terakhirnya di Manchester United. Hansi Flick juga dianggap sangat menghargai kehadirannya karena cocok dengan kebutuhan lini serang Barcelona. Meski demikian, terdapat aspek teknis tertentu yang belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan permainan yang diinginkan sang pelatih, terutama dalam hal tekanan tinggi.

Permasalahan utama yang membuat Barcelona ragu justru terletak pada faktor ekonomi. Meskipun Rashford sudah setuju dengan pemotongan gaji cukup signifikan, nilai bayaran mingguannya tetap termasuk tinggi untuk kondisi keuangan klub yang belum stabil. Di sisi lain, manajemen juga tengah mempertimbangkan prioritas lain dalam bursa transfer, khususnya kebutuhan akan penyerang sayap yang dapat melapisi peran Raphinha.

Jika Barcelona memutuskan untuk tidak mengaktifkan opsi pembelian, masa depan Rashford diprediksi kembali menggantung. Manchester United disebut tidak memasukkannya ke dalam rencana jangka panjang, sehingga peluang untuk dilepas atau dipinjamkan lagi menjadi kemungkinan yang besar. Situasi ini kontras dengan momentum positif yang sempat ia bangun hingga kembali dipanggil masuk skuad Timnas Inggris. Keputusan akhir kini berada di tangan Barcelona, apakah memilih tetap berinvestasi pada pemain dengan potensi besar tersebut atau mengambil langkah konservatif demi menjaga stabilitas finansial klub.